Dulu, didekat rumahku ada seorang anak lelaki namanya Iki. Sampai sekarang pun aku tidak tahu nama aslinya, yang kutahu dia akrab disapa dengan panggilan iki.Dulu sewaktu aku masih SMP, dia kerap kali bermain bersamaku. Seingatku saat aku kelas 1 SMP, dia kelas 5 SD. Sosok bocah siap pubertas yang bahkan suaranya saja masih terdengar cempreng. Rumah kami hanya berjarak sepuluh langkah, namun suatu hari dia pernah menelponku ke telpon rumah (maklum, handphone masih jarang) dan mengajak bermain. Namun kedekatan kami merenggang begitu dia masuk SMP dan waktuku teralihkan untuk Pendalaman Materi seusai sekolah.
Beberapa gosip sempat kudengar kalau Iki menyukaiku. Aku tidak terlalu bawa pusing, buatku Iki gak lebih dari seorang adik yang baik. Namun sedihnya akibat gosip ini Iki jadi enggan menyapaku, dan aku pun kikuk bila berpapasan dengannya. Kami benar-benar menjadi dua orang asing.
Suatu kali ketika aku pulang sekolah, kebetulan kulihat Iki tengah mengobrol dengan teman-temannya. Dia memakai seragam SMP-nya dengan serampangan, duduk diatas motor modif berwarna hijau stabilo-nya. Namun bukan itu yang membuatku kaget. Kudengar suaranya saat tertawa dan mengobrol, suaranya berubah dari yang dulu cempreng menjadi berat. Suaranya sangat nge-bass, membuatku kaget dan tidak percaya kalau itu Iki yang berbicara.
Aku lewat didepannya tanpa menoleh. Dalam hati aku berdecak heran dan terkekeh jika mengingat suara Iki dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar