Kalau ditanya apakah saya penggemar Lan Fang, saya akan jawab ya. Oma Lan Fang itu legenda, karyanya seunik dirinya. Suatu kali aku dipertemukan dengannya melalui sebuah buku kumpulan cerpen berjudul "Kota Tanpa Kelamin". Dari sekian banyak cerpen yang tertulis didalamnya, inilah cerpen yang menurutku paling bagus, paling aku sukai, apalagi cerita ini berkisah tentang natal. Mungkin sekarang Oma Lan Fang sudah kembali ke rumah yang senang bersama Papa Yesus di surga, namun karyanya tidak pernah kulupa. Oma, inilah cerpenmu. Nikmatilah....
Martinus, Jakarta, Desember 2005
Sebentar lagi natal.
di tape usang mobil tuaku, white christmas mengalun empuk.
"I am dreaming of a white chistmas...just like the one i used to know"
Tetapi sekarang yang menguap hanya rasa sepi
Sepi. Sepi. Sepi
I am dreaming of you...
Martina, Surabaya, Desember 2005
Sebentar lagi natal.
Langit berwarna kelabu. Entah karena memang terang siang teleh memudar dan warna senja mulai menebar. Atau karena curahan gerimis bagaikan ranting-ranting patah dari kolong langit. Selalu begitu, bila menjelang natal.
Seakan-akan dingin melengkapi kesempurnaan geliat gelisah kerinduan. Berpacu dalam desir-desir getaran darah sewarna kirmizi yang tidak mampu kukendalikan. Berlomba dengan rancak jingle bells yang berkumandang.
Lalu kangen itu membanjir.
Kangen. Kangen. Kangen
I am missing you...
Martinus, Jakarta, Desember 2003
Aku merasa tidak sendiri.
Hangat. Hangat. Hangat
Christmas, i am in love...
Martina, Jakarta, Desember 2003
"Cause you are my soulmate"
"Soulmate itu seperti apa?"
"Belahan jiwa. tulang rusuk. Seperti Tuhan menciptakan hawa untuk adam. Satu kesatuan yang bila menghilang membuat nafas seakan terserabut. Ada ngilu seperti sembilu bila hanya harus sendiri"
Aku jengah. Tetapi suka.
Suka. Suka. Suka
I love you...
Martinus, Jakarta, Juli 2005
Ternyata memiliki Martina bukan sekedar membuat bangga, tetapi juga membuat miris. Ia nyaris sempurna seperti seorang peri dibawah matahari dengan keanggunannya yang menyerupai Aphrodite. Tetapi juga kecerdasannya. Tetapi itu kian lama kian membuatku kecil. Ia berkilau. Aku redup. Ia cemerlang. Aku surup
"Kamu pergi!" sentakku dengan marah melecut
"Kenapa?"
"Aku tidak membutuhkanmu!"
Hening. lalu titik-titik air mulai membayang di mata Martina
"Katamu, aku tulang rusukmu...soulmate" jawabnya parau menahan sendat
"Tidak. bukan" aku tetap tidak mengakuinya
Tidak? Bukan? Ya!
I need you...
Martina, Surabaya, November 2005
Ternyata kehilangan Martinus benar-benar menyakitkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa nafasku benar-benar serasa terserabut. Ragaku seakan mati di ujung dahan. Jiwaku hilang kejantung bulan.
Aku luka.
Aku cinta padanya, sungguh apa adanya. Kenapa ia membuatku luka?
Kalau begitu lupakan!
Aku tidak bisa lupa. Aku tahu ia cinta padaku
Kalau begitu maafkan...
Tidak bisa! Aku kecewa seperti jangkar yang terkapar
Kalau cinta, memaafkan...
Atau...
Kalau cinta, melupakan...
Semua tidak bisa
Luka. Cinta. Lupa
You hurt me...
Martinus, Jakarta, Desember 2005
Sebentar lagi natal
Di mana-mana banyak orang
Tetapi aku sendirian
Sepi. Sunyi. Senyap
Where are you?
Martina, Surabaya, Desember 2005
Sebentar lagi natal
Tidak mudah untuk melupakan
Juga sulit untuk memaafkan
Kalau cinta, maafkan
Tapi luka
Kalau luka, lupakan
Tapi kecewa
Maafkan luka, lupakan kecewa
Is it love?
Kringgg...
I am dreaming of a white christmas...
"Hallo..."
"Ya..., hallo..."
"Kamu dimana?"
"Kamu ngapain?"
With every christmas card i write...
"Kamu sedih?"
"Kamu sepi?"
"Kamu sendiri?"
"Kamu baik-baik?"
May your days be merry and bright...
"Aku minta maaf..."
"Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu minta maaf"
"Aku salah telah menyakitimu..."
"Tidak. Kamu mencintaiku..."
And may all your christmases be white...
"Natal ini kita bersama?"
"Ya. Dan juga natal-natal yang akan datang"
Martinus, Jakarta, Desember 2005
Sebentar lagi natal.
di tape usang mobil tuaku, white christmas mengalun empuk.
"I am dreaming of a white chistmas...just like the one i used to know"
Tetapi sekarang yang menguap hanya rasa sepi
Sepi. Sepi. Sepi
I am dreaming of you...
Martina, Surabaya, Desember 2005
Sebentar lagi natal.
Langit berwarna kelabu. Entah karena memang terang siang teleh memudar dan warna senja mulai menebar. Atau karena curahan gerimis bagaikan ranting-ranting patah dari kolong langit. Selalu begitu, bila menjelang natal.
Seakan-akan dingin melengkapi kesempurnaan geliat gelisah kerinduan. Berpacu dalam desir-desir getaran darah sewarna kirmizi yang tidak mampu kukendalikan. Berlomba dengan rancak jingle bells yang berkumandang.
Lalu kangen itu membanjir.
Kangen. Kangen. Kangen
I am missing you...
Martinus, Jakarta, Desember 2003
Aku merasa tidak sendiri.
Hangat. Hangat. Hangat
Christmas, i am in love...
Martina, Jakarta, Desember 2003
"Cause you are my soulmate"
"Soulmate itu seperti apa?"
"Belahan jiwa. tulang rusuk. Seperti Tuhan menciptakan hawa untuk adam. Satu kesatuan yang bila menghilang membuat nafas seakan terserabut. Ada ngilu seperti sembilu bila hanya harus sendiri"
Aku jengah. Tetapi suka.
Suka. Suka. Suka
I love you...
Martinus, Jakarta, Juli 2005
Ternyata memiliki Martina bukan sekedar membuat bangga, tetapi juga membuat miris. Ia nyaris sempurna seperti seorang peri dibawah matahari dengan keanggunannya yang menyerupai Aphrodite. Tetapi juga kecerdasannya. Tetapi itu kian lama kian membuatku kecil. Ia berkilau. Aku redup. Ia cemerlang. Aku surup
"Kamu pergi!" sentakku dengan marah melecut
"Kenapa?"
"Aku tidak membutuhkanmu!"
Hening. lalu titik-titik air mulai membayang di mata Martina
"Katamu, aku tulang rusukmu...soulmate" jawabnya parau menahan sendat
"Tidak. bukan" aku tetap tidak mengakuinya
Tidak? Bukan? Ya!
I need you...
Martina, Surabaya, November 2005
Ternyata kehilangan Martinus benar-benar menyakitkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa nafasku benar-benar serasa terserabut. Ragaku seakan mati di ujung dahan. Jiwaku hilang kejantung bulan.
Aku luka.
Aku cinta padanya, sungguh apa adanya. Kenapa ia membuatku luka?
Kalau begitu lupakan!
Aku tidak bisa lupa. Aku tahu ia cinta padaku
Kalau begitu maafkan...
Tidak bisa! Aku kecewa seperti jangkar yang terkapar
Kalau cinta, memaafkan...
Atau...
Kalau cinta, melupakan...
Semua tidak bisa
Luka. Cinta. Lupa
You hurt me...
Martinus, Jakarta, Desember 2005
Sebentar lagi natal
Di mana-mana banyak orang
Tetapi aku sendirian
Sepi. Sunyi. Senyap
Where are you?
Martina, Surabaya, Desember 2005
Sebentar lagi natal
Tidak mudah untuk melupakan
Juga sulit untuk memaafkan
Kalau cinta, maafkan
Tapi luka
Kalau luka, lupakan
Tapi kecewa
Maafkan luka, lupakan kecewa
Is it love?
Kringgg...
I am dreaming of a white christmas...
"Hallo..."
"Ya..., hallo..."
"Kamu dimana?"
"Kamu ngapain?"
With every christmas card i write...
"Kamu sedih?"
"Kamu sepi?"
"Kamu sendiri?"
"Kamu baik-baik?"
May your days be merry and bright...
"Aku minta maaf..."
"Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu minta maaf"
"Aku salah telah menyakitimu..."
"Tidak. Kamu mencintaiku..."
And may all your christmases be white...
"Natal ini kita bersama?"
"Ya. Dan juga natal-natal yang akan datang"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar