Kamis, 05 November 2015

Haruskah Cinta Berbalas?

Wah, sudah bulan november saja. Tidak terasa sudah lama sekali aku tidak menulis lagi. 
November ini, akhirnya hujan juga di semarang. Walau hanya sebentar, namun hujannya begitu deras, seperti tangis wanita yang sedang patah hati.
Mungkinkah hujan adalah airmata langit yang sedang patah hati? Dan kita semua berharap supaya langit cepat-cepat patah hati, karena kita butuh airmatanya
Oke, kita tinggalkan soal hujan dan airmata. Ada hal yang ingin saya bahas disini. Tentang perasaan yang akhir-akhir ini terus menghinggapi saya, hingga membuat saya bertanya-tanya.

"Haruskah cinta berbalas?"

Jika pertanyaan itu ditujukan padamu, apakah jawabanmu?
Berhubung aku sangat suka menonton, jadi aku akan menjawab pertanyaan ini lewat beberapa film yang pernah aku tonton.

1. Matt Flamhaff (13 Going On 30)
13 Going On 30 menceritakan Jenna Rink, seorang gadis cilik 13 tahun yang memiliki impian menjadi wanita karier modis berumur 30 tahun. Secara ajaib impiannya terwujud, namun secara tiba-tiba. Adalah Matt Flamhaff, teman akrab Jenna dari kecil. Matt membantu Jenna untuk hidup sebagai wanita 30 tahun padahal usianya masih 13 tahun. Melalui hal ini, Jenna yang awalnya tidak suka dengan Matt jadi menyadari betapa berharganya Matt untuk dirinya. Saat Jenna memutuskan untuk menyukai Matt, semua terhalang oleh rencana pernikahan Matt dengan tunangannya. Di hari pernikahannya, Jenna menghampiri Matt untuk mengucapkan kata terakhir. Dengan mata berkaca, Matt berkata pada Jenna bahwa ia mencintai Jenna, dan akan selalu mencintainya. Lalu Jenna pergi dan menangis. Untunglah ada debu ajaib yang membawa Jenna kembali ke usia 13 tahunnya, sehingga ia bisa memperbaiki hubungannya dengan Matt dan akhirnya menikah dengannya.
Namun, pernahkah kalian terpikir, bagaimana jika waktu itu tidak ada debu ajaib yang bisa membawa Jenna ke usia awalnya?
Ketika Matt mengatakan bahwa ia mencintai Jenna, ia menangis. Ia menangis karena ia mencintai Jenna sebagaimana adanya, dan ketika saatnya tepat, semuanya terlambat. Ada komitmen yang sudah dibuat, dan akan ada hati yang tersakiti jika Matt bersikap egois dengan memilih Jenna. Ketika ia mengatakan ia mencintai Jenna, ia mengatakan tanpa ada maksud tertentu. Ia hanya tertunduk, tersenyum kecil dan mengatakan hal tersebut dari mulutnya. Seandainya mereka tidak kembali ke usia awal mereka, Matt akan menghabiskan sisa hidupnya bersama istrinya, dengan separuh hati yang sudah diberikan pada Jenna.

2.   Kim Shin Hyeok (She Was Pretty)
She Was Pretty merupakan sebuah drama korea terbaru yang sedang hits akhir-akhir ini. She Was Pretty menceritakan tentang Kim Hye Jin, seorang gadis cantik yang berubah jelek ketika ia dewasa. Sewaktu ia kecil, ia berteman dengan bocah jelek bernama Ji Sung Joon, yang ketika dewasa tumbuh menjadi pria tampan yang berprofesi sebagai wakil pemimpin redaksi majalah fashion ternama di Korea. Hye Jin bekerja di perusahaan yang sama dengan Sung Joon, bahkan satu divisi. Di antara rekan kerjanya, terdapat seorang pria bernama Kim Shin Hyeok, yang senang sekali mengisengi Hye Jin. Lama kelamaan Shin Hyeok mulai menyukai Hye Jin. Namun hati Hye Jin hanya untuk Sung Joon, sekeras apapun Shin Hyeok berusaha meluluhkan hati Hye Jin. Shin Hyeok sempat tertekan saat Hye Jin menolaknya, namun ia sadar bahwa ia dan Hye Jin tidak akan lebih dari sekedar teman. Dengan mata berkaca, inilah yang dikatakan Shin Hyeok pada Hye Jin
"Jackson! Did I tell you this? I really like you, Jackson. Without regard for wheter it's a man and woman, I just like you as a person. The human being.... no, I really liked you as human being, Kim Hye Jin. Thank you, because of you, Jackson, I had a really fun, exciting time"
Shin Hyeok mengatakan hal tersebut sambil tersenyum. Senyum untuk menyembunyikan matanya yang basah. Ini adalah pernyataan cinta Shin Hyeok yang ketiga kalinya. Yang pertama, Hye Jin menganggapnya bercanda. Yang kedua, Shin Hyeok menyatakan cinta dan meminta Hye Jin menjauhi Sung Joon. Dan yang ketiga, Shin Hyeok mengatakannya begitu tulus, tanpa embel-embel larangan atau syarat. Saat itu Shin Hyeok tahu bahwa ia tidak akan pernah menang melawan Sung Joon. Ucapan Shin Hyeok seolah mengisyaratkan makna bahwa ia sangat mencintai Hye Jin, namun ada yang lebih mencintai Hye Jin lebih dari dirinya, dan ia hanya bisa mengharapkan yang terbaik bagi keduanya. Meski sakit, namun lega rasanya melihat orang yang kita cintai berada di tangan yang tepat, berada di hati yang benar.

3. Dawson Cole (The Best Of Me)
Salah satu masterpiece Nicholas Sparks yang diangkat ke layar lebar. The Best of Me mampu membuat saya bernangis-nangis ria menontonnya. Film ini mengisahkan tentang dua orang insan manusia, Amanda Collier dan Dawson Cole, yang merupakan pasangan kekasih di bangku sekolah menengah atas. Kesulitan datang dari keluarga Dawson, sehingga hubungannya dengan Amanda diuji. Dawson dan Amanda pun berpisah, menjalani hidup mereka masing-masing. Dua puluh satu tahun kemudian, mereka bertemu kembali. Selama beberapa hari mereka menghabiskan waktu bersama. Amanda marah pada Dawson. Setelah semua yang Amanda alami, sekarang Dawson datang padanya seolah meminta kembali hati Amanda. Padahal Amanda sudah menikah, dan memiliki seorang anak lelaki. Dawson tidak memberikan penjelasan, ia hanya bilang kalau ia mencintai Amanda, dan akan selalu mencintainya. Cerita kemudian berpindah haluan, dimana Dawson ditembak mati oleh ayah kandungnya. Dengan menangis Amanda mendatangi pekuburannya. Amanda menemukan sebuah surat yang ditulis Dawson untuk dirinya. Begini sebagian isinya
"...You have commitments, I understand, and you want to keep them. I can only love you more for that. I hope to see you again someday, but if I don't, just know that these last day have been the best of my life. I love who I am when I'm with you, Amanda. You are my dearest friend, my deepest love, you are the very best of me"
 Sebaris kalimat sakti inilah yang membuat saya menangis. Dua puluh satu tahun yang lalu, Dawson meninggalkan Amanda tanpa penjelasan, tanpa sempat memberitahu bahwa ia sangat mencintai Amanda. Begitu kesempatan itu datang, Amanda menyalahartikan maksud Dawson. Dawson sangat mengerti konsekuensi tindakan yang ia lakukan dua puluh satu tahun yang lalu. Saat ia melepaskan Amanda, ia harus siap dengan kenyataan bahwa Amanda akan mencari pengganti dirinya dan menghabiskan sisa hidupnya dengan pria lain. Dawson tidak meminta kembali hati Amanda, ia tidak meminta Amanda melakukan tindakan yang berdampak pada pernikahannya. Dawson sungguh menghormati keputusan yang sudah dibuat Amanda. Dan yang bisa ia lakukan hanya mencintai Amanda, seutuhnya, tanpa meminta balasan. Amanda adalah hal terbaik yang pernah ada dalam hidup Dawson, sehingga Dawson tidak butuh status atau ikatan untuk mencintai Amanda.

Dari ketiga tokoh lelaki diatas, sudahkah kamu mendapat gambaran yang ada dikepala saya? Saya rasa kamu sudah mendapat jawabannya. Tidak perlu diucapkan, cukup kamu tahu dan pahami lebih lagi.
Pernahkah kamu mencintai seperti mereka? Kamu begitu mencintai individu tersebut, sehingga kamu terus mendoakan yang terbaik untuknya, meski yang terbaik itu bukan kamu. Kamu begitu mencintainya sehingga rasanya sebuah status atau ikatan tidak begitu berarti. Seperti yang dikatakan Tere Liye, cinta akan tetap cinta bahkan jika tidak dikatakan, toh maknanya tidak akan berkurang sama sekali.
Seperti itulah saya saat ini. Dan saya sangat senang bisa berbagi perasaan ini pada kalian. Jika kalian membaca ini sambil menangis, tidak apa, saya juga menangis ketika mengetik blog ini. Saya berdoa semoga kisah cintamu akan baik dan berujung pada kebahagiaan.

Jumat, 06 Maret 2015

Nostalgia

Sewaktu SMP dulu saya mempunyai seorang teman. Dia sangat baik dan humoris. Dia juga memiliki kesamaan minat pada seni seperti saya. Kami kadang mengobrol dan tertawa bersama. Seiring lelucon-lelucon yang ia lontarkan, seiring itu pula ia mulai mencuri hati saya. Sebagai sahabat yang baik, tentu saja saya tidak berani mengatakan apa-apa padanya. Saya melihat sendiri bagaimana ia bergonta-ganti kekasih, bahkan ketika ia menembak salah satu teman dekat saya. Saya pikir saya tidak benar-benar menyukainya karena saya orang yang gampang jatuh hati. Saya tahu kalau saya jelek, dulu sewaktu SMP rambut saya sangat pendek, seperti laki-laki, saya juga tidak feminim, dimana semua mantannya memiliki rambut panjang indah dan terlihat sangat feminim. Saya akui itu memang bodoh berharap dia bisa menyukai saya. Pada hari ulangtahunnya, dimana hanya berjarak 3 hari dari ulangtahun saya, saya telah memantapkan hati saya. Saya mengirimnya sebuah sms bahwa saya menyayanginya, saya ingat saya menahan napas saat mengirim sms tersebut. Namun balasannya sungguh mengecewakan, ia menganggap hal itu hanya sebagai teman saja. Saya menangis, tentu saja, dan memutuskan untuk melupakannya dan masa bodoh dengan siapa ia akan berpacaran.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai jarang berkomunikasi dengannya. Terpisah kelas, terpisah tempat. Namun kadang saya merindukannya, merindukan candaannya khasnya, atau sebait puisi yang ia buat untuk ditaruh di mading kelas. Setelah berpikir lama, saya sadar bahwa diantara banyak lelaki yang saya sukai di bangku SMP, dia lah yang tetap bertahan sampai sekarang. Jadi saya berpikir mungkin dia-lah cinta pertama saya, cinta monyet kalo bahasa sinetron. Saya memang tidak lagi menyukainya, namun saya tidak bisa melepaskan diri saya dari hal-hal tentangnya. Saya senang mendengar kabarnya, atau sekarang ia tengah menjalin hubungan dengan siapa, saya sangat antusias pada semua hal tentang dirinya
Tujuh tahun kemudian, saya tumbuh menjadi wanita yang jatuh cinta pada candaan dan petikan gitar seorang lelaki. Seperti yang sudah saya bilang, saya orang yang mudah jatuh hati. Ada banyak lelaki yang datang dan pergi begitu saja. Hingga ada seorang lelaki yang datang mendekat. Dia mengatakan hal-hal yang manis pada saya, agak terasa aneh di telinga saya mengingat saya tidak pernah sekalipun mendengar hal itu dari mulut seorang lelaki. Namun bagaimanapun ia berusaha, saya tidak menyukainya. Menurut saya ia terlalu kekanakan, sedangkan saya menyukai figur lelaki yang dewasa, yang pemikirannya jauh ke depan. Seiring berjalannya waktu, ia pun menjauh. Ada sedikit perasaan menyesal namun tidak sampai tumpah ruah.
Saya nostalgia
Ketika dulu SMP, lelaki yang saya sukai, melewatkan saya begitu saja tanpa melihat perasaan saya yang sesungguhnya. Dan sekarang di bangku kuliah, saya melewatkan lelaki yang menyukai saya tanpa melihat perasaan dia yang sesungguhnya. Lucu bukan?
Memikirkan ini membuat dada saya sesak dan ingin menangis. Hidup itu lucu ya, seolah memang sudah diatur dan memiliki skenario tersendiri.
Sekarang ini saya sedang tidak menyukai siapapun. Tidak dengan lelaki di masa lalu, ataupun di masa kini. Untuk saat ini saya tidak mau memfokuskan diri saya pada hal romansa, karena jika saya jatuh kedalamnya, saya akan jatuh sedalam-dalamnya, hingga tidak bisa kembali lagi. Seperti kata sahabat saya yang sangat bijak, ia berkata "Cinta datang ketika cinta membutuhkan". Setelah dipikir-pikir ada benarnya juga. Buat apa mengambil cinta padahal kamu tidak benar-benar membutuhkannya? Hal itu justru akan memberatkan bukan?
Jadi, adakah nostalgia yang muncul ketika kalian membaca ini?
Ingatlah, kenanglah, kamu akan banyak bersyukur karena pernah merasakan hal tersebut :)

Sabtu, 14 Februari 2015

Sabtu, 14 Februari 2015

Hari ini baru aja nyampe di semarang. Ya, disaat orang lain koar-koar tentang say no to valentine atau sibuk masang dp coklat atau bunga, gw menghabiskan hampir setengah hari di perjalanan menuju semarang, sendirian. Hell yea.
Kemaren gw sempet baca novel temen gw, lebih tepatnya kumcer sih. Judulnya Autumn once more. Ada salah satu cerpen karya Ika Natassa yang menurut gw cukup menggelitik. Oh ya kalo mau liat review buku-buku yang udah gw baca liat aja di www.goodreads.com/maelmanuella (promosi dikit hehehe). Back to Ika Natassa, well gw gak perlu ceritain isi cerpennya ya. Pokoknya hal yang ngena banget adalah ketika dia ngebahas soal 'expectation'. Kadang ekspektasi itu nge-drive manusia untuk melakukan sesuatu. Dan saat ia tidak mendapatkan seperti yang ia perkirain, ia akan kecewa. Ibaratnya semakin tinggi kamu menaruh ekspektasimu, sesakit itulah kamu akan jatuh jika hal itu tidak tercapai. Tapi, coba bayangkan hidup tanpa ekspektasi. Hidup seolah tidak hidup. Tidak berani mengambil resiko, tidak punya tujuan atau target tertentu. Jadi serba salah ya. Ekspektasi hal yang berbahaya bukan?
Sama seperti kebanyakan kita. Contoh simpel dan real banget di hidup gw : Indeks Prestasi atau IP. Mahasiswa mana sih yang gak pengen punya IP bagus? Semuanya berekspektasi mendapatkan nilai terbaik bukan? Tapi begitu hasilnya keluar, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Lalu kita menjadi kecewa, dan merasa sudah memberikan yang terbaik namun tidak mendapatkan hasil yang kita inginkan. Tapi, hey, ingat, Merasa bukan jaminan. Kita hanya MERASA sudah memberikan yang terbaik, tapi apakah benar kenyataannya seperti itu? Lalu kita merasa kecewa dengan IP pas-pasan karena kita MERASA kita telah memberikan yang terbaik, itulah ekspektasi. Sekali lagi gw bilang, ekspektasi itu hal yang buruk.
Next thing, berhubung ini valentine ya jadi gw akan sedikit merembet-rembet kesana. Banyak orang merasa kesepian di hari valentine, tidak terbatas pada jomblo doang, yang taken juga banyak. Kenapa? Alasannya sederhana : ekspektasi. Di hari valentine mereka berekspektasi untuk menghabiskan waktu dengan sang kekasih, atau dengan seorang secret admirer yang selama ini menyukainya lalu mengajaknya jalan di tanggal 14 ini. Itulah mengapa sebabnya banyak sindiran ditujukan pada para jones-jones (maap aja saya nggak ya hehehe) mengenai hari valentine, dan karena jokes tersebut mereka berpikir "ih iya ya, sedih banget gw jomblo". Mereka berpikir seperti itu karena mereka berekspektasi sesuatu yang romatis di hari valentine ini. Sesimpel itu.
Okaaay......
Enough with expectation.
Sekarang gw mau bahas hal yang sangat fenomenal, valentine. Kan lagi trend banget tuh ya say no to valentine. Ampe gw bingung, itu valentine apa narkoba, hits bener. Well, gw gak peduli valentine versi apa yang kalian yakini. Kalian bisa searching tentang valentine di google sampe gumuh. Dari kajian valentine dari ustad ternama sampe kisah St. Valentine yang mati terbunuh di tanggal 14 februari. Walaupun agak risih sama bacotan yang koar-koar valentine haram, blah blah blah... tapi gw sadar mereka punya hak buat bersuara. Cuma agak sedih aja kenapa hak itu gak digunain  dengan bijak aja. Oh ya ngomongin soal koar-koar, wah emang lah cinta itu sering banget diidentikan sama kata-kata cinta. Banyak banget orang gombal tentang kata cinta, ngumbar kata-kata manis sebagai bukti cinta. Di kumcer Autumn once more, ada sebuah cerpen judulnya Love is a Verb. Cinta adalah kata kerja. Ternyata itu judul itu potongan lagu dari John Mayer. Begini kurang lebih.
Love is a verb
It ain't a thing
It's not something you own
It's not something you scream
Sepenggal kata-kata diatas cukup buat ngingetin gw betapa sebenarnya cinta itu perbuatan, bukan sekedar perkataan, sms mesra, gombal sana gombal sini. If you love somebody, you will DO anything to him/her, not SAY anything to him/her. Jadi buat para lovers-lovers dan yang ngincer gebetan, tunjukkin dong kalo kamu beneran sayang sama doi. Udah gak jaman sekarang ngaku sayang tapi cuma lip service doang. Love can tranform to anything right? Example aja ketika doi sakit kamu bisa dateng jenguk dia. Perhatian perhatian kecil yang somehow bisa bikin hati orang luluh lama-lama.
Gw akan bawa ini lebih dalam, jadi kalo gak siap stop aja ya hehehe. Love is a verb bukan cuma berlaku buat manusia, tapi buat pencipta kita juga, Tuhan.
Pernah gak sih kita berpikir, Tuhan juga butuh tindakan nyata dibalik kata 'I love you' yang hampir tiap hari kita panjatkan dalam doa. Doa yang kita panjatkan, betapa kita mencintai Tuhan, betapa Tuhan begitu baik bagi kita dan kita mau hidup terus dalam kasih sayang-Nya. Guys, Tuhan juga butuh bukti nyata kamu beneran cinta sama penciptamu. Dan buktinya adalah dengan melakukan segala ajaran dan perintahnya. Jangan ditempat ibadah jadi rohani, keluar dari sana jadi rohana. Bahkan ada sebuah lagu yang menurut gw cukup unik. Ini lagu lama sebenarnya, merupakan salah satu lagu dari album Rising Star, yang kasetnya masih awet dirumah gw. Judulnya Tak perlu mengatakan ciptaan Jonathan Prawira.
Sesungguhnya ku tak perlu
Mengatakan ku mengasihiMu
Bila sluruh perbuatanku

Membuktikan ku mengasihiMu
Dan Engkau pun tahu.
Guys, Tuhan tuh mata tahu. Kamu gak perlu bilang kamu mengasihi Dia, Dia udah tau. Yang perlu kita lakuin sebenarnya ngelakuin semua perbuatan yang membuktikan kalo kita, beneran mencintai pencipta kita. Kadang poin inilah yang dilewatkan banyak orang. Dan inilah hal yang sedang gw renungin belakangan ini. Banyak orang mempermasalahkan hari valentine dari berbagai macam sudut pandang. Tapi gw berusaha memikirkan bagaimana valentine gw dengan Tuhan, dengan pencipta gw sendiri. Kadang gw pun masih sering lip service kalo berdoa, tapi actionnya nol besar. Dan hal ini bener-bener nyentil gw, ibaratnya tuh kayak Tuhan negor gw lewat ini. Bahwa gw pun kalo berada di posisi dimana gw cuma dipuji-puji, lip service sampe tumpeh tumpeh, tapi sama sekali gak ada respek dan tindakan yang mendukung ucapan yang dikasih ke gw, gw pasti akan marah, marah banget! Itulah sebabnya kenapa kasih akan lebih menyentuh jika disertai tindakan, bukan perkataan. Karena lewat tindakan, kamu memaknai setiap kasih yang kamu tunjukan. Tapi bukan berarti gw bilang perkataan itu gak perlu ya, semuanya dibutuhkan dalam kadar yang seimbang.
So,
I'm done here.
Have a nice saturday

HAPPY VALENTINE EVERYBODY!
SPREAD THE LOVE!
GOD BLESS US, XOXO

Rabu, 21 Januari 2015

Faith for Fate

Saya tidak pernah mengerti kenapa saya suka sekali berpikir. Ya, berpikir...
Bukan maksudku mengatakan kalau orang lain tidak berpikir, semua orang tentunya berpikir. Hanya saja, terkadang saya memikirkan hal-hal yang tidak lazim dipikirkan orang.
Akhir-akhir sedang kepikiran banget sama yang namanya takdir. Takdir yang banyak dibicarakan orang, yang kerap kali dibawa-bawa dalam film atau cerita. Takdir dalam cerita roman biasanya mengisahkan bagaimana dua yang terpisah namun bersatu karena takdir. Takdir juga bisa menjadi momok mengerikan seperti film Final Destination. Ketika kamu ditakdirkan untuk mati, maka tidak ada satupun yang bisa menghalanginya.
Ada sebuah cerita menarik, seorang lelaki yang mencintai seorang perempuan. Mereka berdua merupakan pasangan yang serasi hingga datang seorang gadis diantara mereka. Sang lelaki perlahan mengalihkan perhatiannya pada sang gadis, dan melupakan sang perempuan. Singkat cerita, sang lelaki akhirnya berpisah dengan sang perempuan dan pergi ke pelukan sang gadis. Dan kebanyakan industri film menyoroti dari sisi sang lelaki dan sang gadis. Sang perempuan tidak pernah diperhitungkan posisinya. Pernahkah kalian berpikir betapa sakitnya berada di posisi sang perempuan? Apakah dicampakkan dan berpisah dengan sang lelaki merupakan bagian dari takdir?
Mari sejenak kita tempatkan diri kita di sudut pandang sang perempuan, yang notabene 'dibuang' oleh kekasihnya untuk perempuan lain. Sebut saja kita bisa memutar waktu, mungkin sang perempuan akan meminta supaya dirinya dan sang lelaki tidak pernah dipertemukan dengan sang gadis. Maka happy ending itu akan terjadi pada sang perempuan, bukan sang gadis.
Tapi, benarkah demikian?
Benarkah dengan begitu maka sang lelaki tidak akan pernah bertemu dengan sang gadis?
Saya rasa tidak.
Seberapapun kerasnya usaha sang perempuan untuk menjauhkan sang lelaki dari sang gadis, sang lelaki pasti bertemu dengan sang gadis. Kenapa? Karena menurutku, takdir tidak bisa diubah. Mungkin kalian bisa memutar waktu, tapi kalian tidak bisa mengubah takdir.
Kembali ke sudut pandang sang perempuan, apakah memang takdirnya se-menyedihkan itu? Ya, itu takdirnya. Tapi jangan kuatir, dibalik kesedihan sang perempuan, ada seorang pria yang setia menolongnya melalui kesedihan tersebut. Dengan melewati kesakitan akibat berpisah dengan sang lelaki, sang perempuan belajar bahwa ada hati yang terbuka untuknya, yaitu sang pria, dan hal inilah yang saya sebut takdir.
Jika hanya dilihat sebagian, mungkin takdir akan terlihat menyeramkan. Namun lihatlah seutuhnya, sambungkan potongan-potongannya, maka kamu akan menemukan bahwa takdir telah menyusun hidupmu dengan indah seperti sebuah puzzle.
Now the quetions is, percayakah kamu dengan takdirmu?
Put a little faith in your fate

Rabu, 07 Januari 2015

Scheherazade

Scheherazade? Apaan tuh? Ribet bener bacanya...

Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Orangtua saya jarang membacakan dongeng atau cerita ketika saya kecil. Tapi saya sangat suka cerita, suka sekali. Cerita apa saja, cerita lelucon, cerita sedih, cerita romantis dst. Mungkin karena pengaruh saya suka membaca kali ya, hmm kalo yang satu ini memang diturunin dari mama papa karena mereka berdua juga suka baca.
Tidak ada yang menarik dari masa kecilku. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dibanggakan adalah kemampuan membacaku yang sudah lancar di umur 4 tahun, sehingga aku memasuki sekolah setahun lebih cepat. Aku tidak benar-benar ingat mama membacakan dongeng padaku ketika kecil, baik dongeng legenda maupun dongeng import buatan H.C. Andersen. Ketika aku tumbuh dewasa barulah aku mengenal berbagai macam cerita dan jatuh cinta pada tiap baris kalimatnya. Tidak heran rak buku kamarku penuh dengan berbagai macam koleksi.
Dari sekian banyak cerita dan dongeng yang ada, aku sangat menyukai cerita mengenai Scheherazade (baca : seherazade). Scheherazade merupakan nama seorang ratu pendongeng pencipta cerita 1001 malam. Nama asli Scheherazade adalah Syaharazad, namun di bahasa inggriskan menjadi Scheherazade. Scheherazade itu merupakan tokoh sentral dalam sastra epik timur tengah yang lahir pada abad pertengahan.
Kisah bermula dari seorang raja bernama Syahrar yang memerintah suatu negeri. Raja Syahrar memiliki tabiat buruk dengan memperistri para gadis-gadis di negerinya dan kemudian sesudah itu membunuh mereka keesokan harinya. Hal ini tentu membuat penduduk negeri merasa gelisah dan takut-takut jikalau anak perempuan mereka dipinang oleh Raja Syahrar. Hal ini terjadi karena Raja Syahrar trauma karena istrinya yang sangat ia cintai berselingkuh dengan budaknya sehingga Raja Syahrar memerintahkan untuk memenggal kepala istri dan budaknya tersebut. Itulah sebabnya Raja Syahrar menikahi banyak gadis namun langsung membunuhnya esok hari karena ia takut kalau ia akan dikhianati lagi.
Penasihat Raja kebingungan mengatasi tabiat buruk Raja yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Scheherazade, anak sang penasihat Raja melihat betapa kebingungan sang ayah dan betapa gentingnya situasi negeri tersebut. Scheherazade dikenal sebagai wanita muda yang pintar dan berbakat, serta elok parasnya. Namanya memiliki arti yang indah yaitu ‘Daughter of the city’. Dengan memantapkan hati, Scheherazade meminta pada ayahnya agar supaya ia dipinang oleh Raja Syahrar. Ayahnya tentu menolak, karena itu berarti ia akan kehilangan Scheherazade untuk selamanya. Namun Scheherazade berhasil meyakinkan ayahnya bahwa ia bisa merubah tabiat buruk Raja Syahrar.
Singkat cerita, pernikahan pun digelar. Pada malam pernikahan mereka, Scheherazade memohon izin pada Raja Syahrar untuk menceritakan sebuah kisah. Raja Syahrar ternyata menerima permintaan tersebut karena ia suka mendengarkan cerita. Malam itu Scheherazade bercerita sebuah kisah yang menarik, sampai Raja Syahrar bahkan ikut terbawa dalam alur ceritanya. Saat mendekati akhir dan klimaks cerita, Scheherazade menghentikan ceritanya dan berkata akan melanjutkan ceritanya esok hari. Raja Syahrar yang sudah kepalang penasaran dengan akhir cerita akhirnya membiarkan Scheherazade hidup. Begitupun hari-hari selanjutnya, setiap kali satu cerita selesai, maka Scheherazade akan mulai menceritakan cerita baru lagi
Kisah-kisah yang diceritakan oleh Scheherazade berlangsung hingga 1000 malam. Pada malam yang ke 1001, Scheherazade menceritakan kisah yang mengumpamakan seorang Raja hebat yang diselingkuhi oleh istrinya. Hal ini membuatnya sakit hati dan membunuh setiap gadis di negerinya setelah sesudah memperistrinya. Hal ini mendukakan hati rakyat dan terpuruk dalam kebingungan yang tak berujung. Raja Syahrar sadar kalau cerita yang dituturkan oleh Sceherazade adalah cerita tentang dirinya. Raja Syahrar menyesal akan tabiat buruknya selama ini dan berterimakasih pada Scheherazade karena sudah mengingatkannya. Akhirnya Scheherazade dan Raja Syahrar hidup bahagia selamanya. Kisah-kisah yang dituturkan oleh Scheherazade menjadi sebuah dongeng tersohor yaitu kisah 1001 malam.
Cerita yang menarik bukan? Untuk mengubah Raja Syahrar, Scheherazade mengorbankan 1001 malamnya menceritakan kisah-kisah menarik agar dapat mengalihkan sakit hati yang dirasakan oleh Raja Syahrar. Scheherazade tahu bahwa Raja Syahrar sebenarnya terluka dan ia semakin melukai dirinya sendiri dengan terus membunuh banyak gadis. Selain sebagai story teller, Scheherazade juga berperan sebagai soul healer. Beberapa literatur juga mengatakan bahwa Raja Syahrar memiliki insomnia, dan semenjak mendengar kisah-kisah dari Scheherazade, perlahan Raja Syahrar mampu untuk tidur nyenyak.
Sebenarnya sih kalo mau dipikir-pikir, pasti Scheherazade ketakutan saat mengungkapkan ide gila nya mau menikah dengan Raja Syahrar. Karena kalau ia tidak berhasil, konsekuensinya adalah nyawanya sendiri. Namun ia berani mengambil konsekuensi itu tanpa memberikan banyak alasan. Dan inilah yang membuat saya sangat menyukai Scheherazade, yang membuat saya sangat menyukai cerita.
Bagaimana sebuah cerita mampu menyelamatkan nyawa seseorang dan mampu memulihkan jiwa seseorang. Seolah cerita mempunyai sihir tersendiri bagi orang yang membacanya.
Sekarang giliranmu, apakah cerita yang paling kamu sukai selama ini?
Apakah cerita tentang Scheherazade juga?
Well, i'll never know. You answer by urself.

Selasa, 06 Januari 2015

Dua Kata

Natal sudah terlewati, begitupula dengan tahun baru. Benar-benar tidak disangka kalau ini sudah tahun 2015, tepatnya dibulan januari, bulan dimana saya akan bertambah umur sekali lagi. Masa-masa sibuk tugas akhir berlalu sekejap mata, berganti dengan hari-hari membosankan sendirian tanpa ada hiburan. Yah, karena saya memang suka sekali menonton film, dan masih banyak sekali stok drama korea di laptop saya, maka saya memutuskan untuk menontonnya.
Menonton drama korea bukanlah hal yang baru bagi saya, saya sudah sering menonton drama korea walaupun saya sudah bisa menebak jalan ceritanya. Namun seperti banyak drama addict berkata, drama korea tetap memikat dan menarik untuk disimak sampai akhir meski kita sudah tahu jenis ceritanya seperti apa, karateristik para tokoh utama dan bagaimana ending drama tersebut. Semua sudah terskenario dengan baik dalam otak kita. Namun yang aneh, kenapa kita tetap menontonnya?
Well, saya juga tidak tahu jawabannya, karena saya tidak akan membahas itu disini.
Ada dua hal yang saya amati selalu ada di setiap drama korea, yang mungkin inilah salah satu daya tarik drama itu sendiri.
Hal yang pertama, percaya. Dalam bahasa korea, percaya (believe) dilafalkan dengan kata mido.
Hal yang kedua, tunggu. Dalam bahasa korea, tunggu (wait) dilafalkan dengan kata gidaryeo.
Percaya dan tunggu. Mido dan Gidaryeo. Kedua kata ini sangat familiar di telinga saya. Coba ceritakan pada saya drama korea mana yang tidak mengandung unsur 'percaya' dan 'tunggu'? Saya berani bertaruh tidak ada.
Coba ingat-ingat kembali drama korea apa saja yang pernah kamu tonton, coba ingat-ingat kembali jalan ceritanya. Saya tidak mengerti kenapa industri film korea senang kali memamerkan cerita picisan mengenai seorang bodoh yang terlalu mabuk cinta hingga mau menunggu seseorang yang ia cintai bersama orang lain, atau membiarkan sang tokoh utama dibohongi habis-habisan namun sang tokoh utama tetap setia. Belakangan ini saya baru tahu alasannya...
Mungkin, karena cinta butuh kata percaya dan tunggu.
Ya, percaya dan tunggu.
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan percaya apapun yang dia katakan
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan menunggu dia selama apapun dia pergi.
Bahkan ada yang menunggu untuk mempercayai.
Ah, mungkin kata-kata saya terlalu berat. Tidak apa, saya tidak memaksa. Mungkin kalian berfikir ini hanya pikiran ngelantur saya karena kebanyakan menonton drama korea. Well, mungkin ada benarnya. Tapi cobalah lihat sekeliling kalian, adakah cinta yang tidak percaya dan tidak menunggu? Entahkah itu cinta terhadap teman, orangtua, atau bahkan kekasih. Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita lupa esensi dua kata ini. Sederhana, namun penuh makna
Percaya, tunggu....
Mungkin saya harus lebih banyak melakukan kedua hal ini didalam hidup saya.


Nan dangsineul mideoyo, jebal gidaryeo juseyo
(I believe in you, please wait for me)