Saya tidak pernah mengerti kenapa saya suka sekali berpikir. Ya, berpikir...
Bukan maksudku mengatakan kalau orang lain tidak berpikir, semua orang tentunya berpikir. Hanya saja, terkadang saya memikirkan hal-hal yang tidak lazim dipikirkan orang.
Akhir-akhir sedang kepikiran banget sama yang namanya takdir. Takdir yang banyak dibicarakan orang, yang kerap kali dibawa-bawa dalam film atau cerita. Takdir dalam cerita roman biasanya mengisahkan bagaimana dua yang terpisah namun bersatu karena takdir. Takdir juga bisa menjadi momok mengerikan seperti film Final Destination. Ketika kamu ditakdirkan untuk mati, maka tidak ada satupun yang bisa menghalanginya.
Ada sebuah cerita menarik, seorang lelaki yang mencintai seorang perempuan. Mereka berdua merupakan pasangan yang serasi hingga datang seorang gadis diantara mereka. Sang lelaki perlahan mengalihkan perhatiannya pada sang gadis, dan melupakan sang perempuan. Singkat cerita, sang lelaki akhirnya berpisah dengan sang perempuan dan pergi ke pelukan sang gadis. Dan kebanyakan industri film menyoroti dari sisi sang lelaki dan sang gadis. Sang perempuan tidak pernah diperhitungkan posisinya. Pernahkah kalian berpikir betapa sakitnya berada di posisi sang perempuan? Apakah dicampakkan dan berpisah dengan sang lelaki merupakan bagian dari takdir?
Mari sejenak kita tempatkan diri kita di sudut pandang sang perempuan, yang notabene 'dibuang' oleh kekasihnya untuk perempuan lain. Sebut saja kita bisa memutar waktu, mungkin sang perempuan akan meminta supaya dirinya dan sang lelaki tidak pernah dipertemukan dengan sang gadis. Maka happy ending itu akan terjadi pada sang perempuan, bukan sang gadis.
Tapi, benarkah demikian?
Benarkah dengan begitu maka sang lelaki tidak akan pernah bertemu dengan sang gadis?
Saya rasa tidak.
Seberapapun kerasnya usaha sang perempuan untuk menjauhkan sang lelaki dari sang gadis, sang lelaki pasti bertemu dengan sang gadis. Kenapa? Karena menurutku, takdir tidak bisa diubah. Mungkin kalian bisa memutar waktu, tapi kalian tidak bisa mengubah takdir.
Kembali ke sudut pandang sang perempuan, apakah memang takdirnya se-menyedihkan itu? Ya, itu takdirnya. Tapi jangan kuatir, dibalik kesedihan sang perempuan, ada seorang pria yang setia menolongnya melalui kesedihan tersebut. Dengan melewati kesakitan akibat berpisah dengan sang lelaki, sang perempuan belajar bahwa ada hati yang terbuka untuknya, yaitu sang pria, dan hal inilah yang saya sebut takdir.
Jika hanya dilihat sebagian, mungkin takdir akan terlihat menyeramkan. Namun lihatlah seutuhnya, sambungkan potongan-potongannya, maka kamu akan menemukan bahwa takdir telah menyusun hidupmu dengan indah seperti sebuah puzzle.
Now the quetions is, percayakah kamu dengan takdirmu?
Put a little faith in your fate
Rabu, 21 Januari 2015
Rabu, 07 Januari 2015
Scheherazade
Scheherazade? Apaan tuh? Ribet bener bacanya...
Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Orangtua saya jarang membacakan dongeng atau cerita ketika saya kecil. Tapi saya sangat suka cerita, suka sekali. Cerita apa saja, cerita lelucon, cerita sedih, cerita romantis dst. Mungkin karena pengaruh saya suka membaca kali ya, hmm kalo yang satu ini memang diturunin dari mama papa karena mereka berdua juga suka baca.
Tidak ada yang menarik dari masa kecilku. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dibanggakan adalah kemampuan membacaku yang sudah lancar di umur 4 tahun, sehingga aku memasuki sekolah setahun lebih cepat. Aku tidak benar-benar ingat mama membacakan dongeng padaku ketika kecil, baik dongeng legenda maupun dongeng import buatan H.C. Andersen. Ketika aku tumbuh dewasa barulah aku mengenal berbagai macam cerita dan jatuh cinta pada tiap baris kalimatnya. Tidak heran rak buku kamarku penuh dengan berbagai macam koleksi.
Dari sekian banyak cerita dan dongeng yang ada, aku sangat menyukai cerita mengenai Scheherazade (baca : seherazade). Scheherazade merupakan nama seorang ratu pendongeng pencipta cerita 1001 malam. Nama asli Scheherazade adalah Syaharazad, namun di bahasa inggriskan menjadi Scheherazade. Scheherazade itu merupakan tokoh sentral dalam sastra epik timur tengah yang lahir pada abad pertengahan.
Kisah bermula dari seorang raja bernama Syahrar yang memerintah suatu negeri. Raja Syahrar memiliki tabiat buruk dengan memperistri para gadis-gadis di negerinya dan kemudian sesudah itu membunuh mereka keesokan harinya. Hal ini tentu membuat penduduk negeri merasa gelisah dan takut-takut jikalau anak perempuan mereka dipinang oleh Raja Syahrar. Hal ini terjadi karena Raja Syahrar trauma karena istrinya yang sangat ia cintai berselingkuh dengan budaknya sehingga Raja Syahrar memerintahkan untuk memenggal kepala istri dan budaknya tersebut. Itulah sebabnya Raja Syahrar menikahi banyak gadis namun langsung membunuhnya esok hari karena ia takut kalau ia akan dikhianati lagi.
Penasihat Raja kebingungan mengatasi tabiat buruk Raja yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Scheherazade, anak sang penasihat Raja melihat betapa kebingungan sang ayah dan betapa gentingnya situasi negeri tersebut. Scheherazade dikenal sebagai wanita muda yang pintar dan berbakat, serta elok parasnya. Namanya memiliki arti yang indah yaitu ‘Daughter of the city’. Dengan memantapkan hati, Scheherazade meminta pada ayahnya agar supaya ia dipinang oleh Raja Syahrar. Ayahnya tentu menolak, karena itu berarti ia akan kehilangan Scheherazade untuk selamanya. Namun Scheherazade berhasil meyakinkan ayahnya bahwa ia bisa merubah tabiat buruk Raja Syahrar.
Singkat cerita, pernikahan pun digelar. Pada malam pernikahan mereka, Scheherazade memohon izin pada Raja Syahrar untuk menceritakan sebuah kisah. Raja Syahrar ternyata menerima permintaan tersebut karena ia suka mendengarkan cerita. Malam itu Scheherazade bercerita sebuah kisah yang menarik, sampai Raja Syahrar bahkan ikut terbawa dalam alur ceritanya. Saat mendekati akhir dan klimaks cerita, Scheherazade menghentikan ceritanya dan berkata akan melanjutkan ceritanya esok hari. Raja Syahrar yang sudah kepalang penasaran dengan akhir cerita akhirnya membiarkan Scheherazade hidup. Begitupun hari-hari selanjutnya, setiap kali satu cerita selesai, maka Scheherazade akan mulai menceritakan cerita baru lagi
Kisah-kisah yang diceritakan oleh Scheherazade berlangsung hingga 1000 malam. Pada malam yang ke 1001, Scheherazade menceritakan kisah yang mengumpamakan seorang Raja hebat yang diselingkuhi oleh istrinya. Hal ini membuatnya sakit hati dan membunuh setiap gadis di negerinya setelah sesudah memperistrinya. Hal ini mendukakan hati rakyat dan terpuruk dalam kebingungan yang tak berujung. Raja Syahrar sadar kalau cerita yang dituturkan oleh Sceherazade adalah cerita tentang dirinya. Raja Syahrar menyesal akan tabiat buruknya selama ini dan berterimakasih pada Scheherazade karena sudah mengingatkannya. Akhirnya Scheherazade dan Raja Syahrar hidup bahagia selamanya. Kisah-kisah yang dituturkan oleh Scheherazade menjadi sebuah dongeng tersohor yaitu kisah 1001 malam.
Cerita yang menarik bukan? Untuk mengubah Raja Syahrar, Scheherazade mengorbankan 1001 malamnya menceritakan kisah-kisah menarik agar dapat mengalihkan sakit hati yang dirasakan oleh Raja Syahrar. Scheherazade tahu bahwa Raja Syahrar sebenarnya terluka dan ia semakin melukai dirinya sendiri dengan terus membunuh banyak gadis. Selain sebagai story teller, Scheherazade juga berperan sebagai soul healer. Beberapa literatur juga mengatakan bahwa Raja Syahrar memiliki insomnia, dan semenjak mendengar kisah-kisah dari Scheherazade, perlahan Raja Syahrar mampu untuk tidur nyenyak.
Sebenarnya sih kalo mau dipikir-pikir, pasti Scheherazade ketakutan saat mengungkapkan ide gila nya mau menikah dengan Raja Syahrar. Karena kalau ia tidak berhasil, konsekuensinya adalah nyawanya sendiri. Namun ia berani mengambil konsekuensi itu tanpa memberikan banyak alasan. Dan inilah yang membuat saya sangat menyukai Scheherazade, yang membuat saya sangat menyukai cerita.
Bagaimana sebuah cerita mampu menyelamatkan nyawa seseorang dan mampu memulihkan jiwa seseorang. Seolah cerita mempunyai sihir tersendiri bagi orang yang membacanya.
Sekarang giliranmu, apakah cerita yang paling kamu sukai selama ini?
Apakah cerita tentang Scheherazade juga?
Well, i'll never know. You answer by urself.
Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Orangtua saya jarang membacakan dongeng atau cerita ketika saya kecil. Tapi saya sangat suka cerita, suka sekali. Cerita apa saja, cerita lelucon, cerita sedih, cerita romantis dst. Mungkin karena pengaruh saya suka membaca kali ya, hmm kalo yang satu ini memang diturunin dari mama papa karena mereka berdua juga suka baca.
Tidak ada yang menarik dari masa kecilku. Mungkin satu-satunya hal yang bisa dibanggakan adalah kemampuan membacaku yang sudah lancar di umur 4 tahun, sehingga aku memasuki sekolah setahun lebih cepat. Aku tidak benar-benar ingat mama membacakan dongeng padaku ketika kecil, baik dongeng legenda maupun dongeng import buatan H.C. Andersen. Ketika aku tumbuh dewasa barulah aku mengenal berbagai macam cerita dan jatuh cinta pada tiap baris kalimatnya. Tidak heran rak buku kamarku penuh dengan berbagai macam koleksi.
Dari sekian banyak cerita dan dongeng yang ada, aku sangat menyukai cerita mengenai Scheherazade (baca : seherazade). Scheherazade merupakan nama seorang ratu pendongeng pencipta cerita 1001 malam. Nama asli Scheherazade adalah Syaharazad, namun di bahasa inggriskan menjadi Scheherazade. Scheherazade itu merupakan tokoh sentral dalam sastra epik timur tengah yang lahir pada abad pertengahan.
Kisah bermula dari seorang raja bernama Syahrar yang memerintah suatu negeri. Raja Syahrar memiliki tabiat buruk dengan memperistri para gadis-gadis di negerinya dan kemudian sesudah itu membunuh mereka keesokan harinya. Hal ini tentu membuat penduduk negeri merasa gelisah dan takut-takut jikalau anak perempuan mereka dipinang oleh Raja Syahrar. Hal ini terjadi karena Raja Syahrar trauma karena istrinya yang sangat ia cintai berselingkuh dengan budaknya sehingga Raja Syahrar memerintahkan untuk memenggal kepala istri dan budaknya tersebut. Itulah sebabnya Raja Syahrar menikahi banyak gadis namun langsung membunuhnya esok hari karena ia takut kalau ia akan dikhianati lagi.
Penasihat Raja kebingungan mengatasi tabiat buruk Raja yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Scheherazade, anak sang penasihat Raja melihat betapa kebingungan sang ayah dan betapa gentingnya situasi negeri tersebut. Scheherazade dikenal sebagai wanita muda yang pintar dan berbakat, serta elok parasnya. Namanya memiliki arti yang indah yaitu ‘Daughter of the city’. Dengan memantapkan hati, Scheherazade meminta pada ayahnya agar supaya ia dipinang oleh Raja Syahrar. Ayahnya tentu menolak, karena itu berarti ia akan kehilangan Scheherazade untuk selamanya. Namun Scheherazade berhasil meyakinkan ayahnya bahwa ia bisa merubah tabiat buruk Raja Syahrar.
Singkat cerita, pernikahan pun digelar. Pada malam pernikahan mereka, Scheherazade memohon izin pada Raja Syahrar untuk menceritakan sebuah kisah. Raja Syahrar ternyata menerima permintaan tersebut karena ia suka mendengarkan cerita. Malam itu Scheherazade bercerita sebuah kisah yang menarik, sampai Raja Syahrar bahkan ikut terbawa dalam alur ceritanya. Saat mendekati akhir dan klimaks cerita, Scheherazade menghentikan ceritanya dan berkata akan melanjutkan ceritanya esok hari. Raja Syahrar yang sudah kepalang penasaran dengan akhir cerita akhirnya membiarkan Scheherazade hidup. Begitupun hari-hari selanjutnya, setiap kali satu cerita selesai, maka Scheherazade akan mulai menceritakan cerita baru lagi
Kisah-kisah yang diceritakan oleh Scheherazade berlangsung hingga 1000 malam. Pada malam yang ke 1001, Scheherazade menceritakan kisah yang mengumpamakan seorang Raja hebat yang diselingkuhi oleh istrinya. Hal ini membuatnya sakit hati dan membunuh setiap gadis di negerinya setelah sesudah memperistrinya. Hal ini mendukakan hati rakyat dan terpuruk dalam kebingungan yang tak berujung. Raja Syahrar sadar kalau cerita yang dituturkan oleh Sceherazade adalah cerita tentang dirinya. Raja Syahrar menyesal akan tabiat buruknya selama ini dan berterimakasih pada Scheherazade karena sudah mengingatkannya. Akhirnya Scheherazade dan Raja Syahrar hidup bahagia selamanya. Kisah-kisah yang dituturkan oleh Scheherazade menjadi sebuah dongeng tersohor yaitu kisah 1001 malam.
Cerita yang menarik bukan? Untuk mengubah Raja Syahrar, Scheherazade mengorbankan 1001 malamnya menceritakan kisah-kisah menarik agar dapat mengalihkan sakit hati yang dirasakan oleh Raja Syahrar. Scheherazade tahu bahwa Raja Syahrar sebenarnya terluka dan ia semakin melukai dirinya sendiri dengan terus membunuh banyak gadis. Selain sebagai story teller, Scheherazade juga berperan sebagai soul healer. Beberapa literatur juga mengatakan bahwa Raja Syahrar memiliki insomnia, dan semenjak mendengar kisah-kisah dari Scheherazade, perlahan Raja Syahrar mampu untuk tidur nyenyak.
Sebenarnya sih kalo mau dipikir-pikir, pasti Scheherazade ketakutan saat mengungkapkan ide gila nya mau menikah dengan Raja Syahrar. Karena kalau ia tidak berhasil, konsekuensinya adalah nyawanya sendiri. Namun ia berani mengambil konsekuensi itu tanpa memberikan banyak alasan. Dan inilah yang membuat saya sangat menyukai Scheherazade, yang membuat saya sangat menyukai cerita.
Bagaimana sebuah cerita mampu menyelamatkan nyawa seseorang dan mampu memulihkan jiwa seseorang. Seolah cerita mempunyai sihir tersendiri bagi orang yang membacanya.
Sekarang giliranmu, apakah cerita yang paling kamu sukai selama ini?
Apakah cerita tentang Scheherazade juga?
Well, i'll never know. You answer by urself.
Selasa, 06 Januari 2015
Dua Kata
Natal sudah terlewati, begitupula dengan tahun baru. Benar-benar tidak disangka kalau ini sudah tahun 2015, tepatnya dibulan januari, bulan dimana saya akan bertambah umur sekali lagi. Masa-masa sibuk tugas akhir berlalu sekejap mata, berganti dengan hari-hari membosankan sendirian tanpa ada hiburan. Yah, karena saya memang suka sekali menonton film, dan masih banyak sekali stok drama korea di laptop saya, maka saya memutuskan untuk menontonnya.
Menonton drama korea bukanlah hal yang baru bagi saya, saya sudah sering menonton drama korea walaupun saya sudah bisa menebak jalan ceritanya. Namun seperti banyak drama addict berkata, drama korea tetap memikat dan menarik untuk disimak sampai akhir meski kita sudah tahu jenis ceritanya seperti apa, karateristik para tokoh utama dan bagaimana ending drama tersebut. Semua sudah terskenario dengan baik dalam otak kita. Namun yang aneh, kenapa kita tetap menontonnya?
Well, saya juga tidak tahu jawabannya, karena saya tidak akan membahas itu disini.
Ada dua hal yang saya amati selalu ada di setiap drama korea, yang mungkin inilah salah satu daya tarik drama itu sendiri.
Hal yang pertama, percaya. Dalam bahasa korea, percaya (believe) dilafalkan dengan kata mido.
Hal yang kedua, tunggu. Dalam bahasa korea, tunggu (wait) dilafalkan dengan kata gidaryeo.
Percaya dan tunggu. Mido dan Gidaryeo. Kedua kata ini sangat familiar di telinga saya. Coba ceritakan pada saya drama korea mana yang tidak mengandung unsur 'percaya' dan 'tunggu'? Saya berani bertaruh tidak ada.
Coba ingat-ingat kembali drama korea apa saja yang pernah kamu tonton, coba ingat-ingat kembali jalan ceritanya. Saya tidak mengerti kenapa industri film korea senang kali memamerkan cerita picisan mengenai seorang bodoh yang terlalu mabuk cinta hingga mau menunggu seseorang yang ia cintai bersama orang lain, atau membiarkan sang tokoh utama dibohongi habis-habisan namun sang tokoh utama tetap setia. Belakangan ini saya baru tahu alasannya...
Mungkin, karena cinta butuh kata percaya dan tunggu.
Ya, percaya dan tunggu.
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan percaya apapun yang dia katakan
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan menunggu dia selama apapun dia pergi.
Bahkan ada yang menunggu untuk mempercayai.
Ah, mungkin kata-kata saya terlalu berat. Tidak apa, saya tidak memaksa. Mungkin kalian berfikir ini hanya pikiran ngelantur saya karena kebanyakan menonton drama korea. Well, mungkin ada benarnya. Tapi cobalah lihat sekeliling kalian, adakah cinta yang tidak percaya dan tidak menunggu? Entahkah itu cinta terhadap teman, orangtua, atau bahkan kekasih. Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita lupa esensi dua kata ini. Sederhana, namun penuh makna
Percaya, tunggu....
Mungkin saya harus lebih banyak melakukan kedua hal ini didalam hidup saya.
Nan dangsineul mideoyo, jebal gidaryeo juseyo
(I believe in you, please wait for me)
Menonton drama korea bukanlah hal yang baru bagi saya, saya sudah sering menonton drama korea walaupun saya sudah bisa menebak jalan ceritanya. Namun seperti banyak drama addict berkata, drama korea tetap memikat dan menarik untuk disimak sampai akhir meski kita sudah tahu jenis ceritanya seperti apa, karateristik para tokoh utama dan bagaimana ending drama tersebut. Semua sudah terskenario dengan baik dalam otak kita. Namun yang aneh, kenapa kita tetap menontonnya?
Well, saya juga tidak tahu jawabannya, karena saya tidak akan membahas itu disini.
Ada dua hal yang saya amati selalu ada di setiap drama korea, yang mungkin inilah salah satu daya tarik drama itu sendiri.
Hal yang pertama, percaya. Dalam bahasa korea, percaya (believe) dilafalkan dengan kata mido.
Hal yang kedua, tunggu. Dalam bahasa korea, tunggu (wait) dilafalkan dengan kata gidaryeo.
Percaya dan tunggu. Mido dan Gidaryeo. Kedua kata ini sangat familiar di telinga saya. Coba ceritakan pada saya drama korea mana yang tidak mengandung unsur 'percaya' dan 'tunggu'? Saya berani bertaruh tidak ada.
Coba ingat-ingat kembali drama korea apa saja yang pernah kamu tonton, coba ingat-ingat kembali jalan ceritanya. Saya tidak mengerti kenapa industri film korea senang kali memamerkan cerita picisan mengenai seorang bodoh yang terlalu mabuk cinta hingga mau menunggu seseorang yang ia cintai bersama orang lain, atau membiarkan sang tokoh utama dibohongi habis-habisan namun sang tokoh utama tetap setia. Belakangan ini saya baru tahu alasannya...
Mungkin, karena cinta butuh kata percaya dan tunggu.
Ya, percaya dan tunggu.
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan percaya apapun yang dia katakan
Ketika kamu mencintai seseorang, kamu akan menunggu dia selama apapun dia pergi.
Bahkan ada yang menunggu untuk mempercayai.
Ah, mungkin kata-kata saya terlalu berat. Tidak apa, saya tidak memaksa. Mungkin kalian berfikir ini hanya pikiran ngelantur saya karena kebanyakan menonton drama korea. Well, mungkin ada benarnya. Tapi cobalah lihat sekeliling kalian, adakah cinta yang tidak percaya dan tidak menunggu? Entahkah itu cinta terhadap teman, orangtua, atau bahkan kekasih. Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita lupa esensi dua kata ini. Sederhana, namun penuh makna
Percaya, tunggu....
Mungkin saya harus lebih banyak melakukan kedua hal ini didalam hidup saya.
Nan dangsineul mideoyo, jebal gidaryeo juseyo
(I believe in you, please wait for me)
Langganan:
Postingan (Atom)